cinta kami ada dalam secangkir kopi, sepotong coklat, dan di blog ini..

Tuesday 19 January 2016

Misteri Demam Si Bungsu ( I )

Kamis, 14 Januari 2016
Sore, sepulang saya dari kantor, dahi dan tengkuknya anget. Tidak terlalu saya pikirkan, toh anaknya masih ceria. Malam juga masih anget, saya belum mengeluarkan termometer karna yakin he was okay.

Jumat, 15 Januari 2016
Bangun pagi hari sudah mulai agak panas. Termometer menunjukkan angka 38,5 dercel. Ini sudah kategori demam. Saya minta izin untuk tidak masuk kantor (karena saya juga sedang demam karena common cold)

Sampe siang si bungsu tetap tidak menunjukkan tanda-tanda batpil. Saya priksa giginya, oh muncul dua gigi di bawah, satu udah terlihat jelas, yang satunya lagi baru mbedhusul sedikit. Merasa lega karena demamnya kemungkinan besar karena teething.

Pukul 18.00 demam naik ke 38,6 dercel.

Sabtu, 16 Januari 2016
Seharian suhu badannya di angka 38,8 dercel. Anak masih main dan aktif merangkak ke sana kemari. Makan terlihat berselera, tetapi setiap saya suapin mau muntah hoek, dan hoek lagi. Coba saya ganti tekstur yang lebih lembut, bubur saring seperti usia 6 bulan. Eh dia lahap sekali. Sepertinya dia tidak bisa mengunyah (atau menelan?) yang bertekstur kasar seperti biasanya.

Setelah shalat maghrib suhunya 39,6 dercel. Akis mulai ga nyaman, bentar-bentar rewel dan gelisah. Oh dia butuh pain killer. Saya lihat di kotak obat persediaan parasetamol habis. Kami bawa dia ke bidan untuk minta parasetamol.

Dilihat bidan ada ruam ruam merah di wajah. Bentuknya seperti bentol digigit nyamuk tapi lebih lebar dan tidak menonjol, dan tengahnya ada bintil kecil berisi cairan (kecil banget sampe ga keliatan kalo ga diraba). Sebenarnya ruam itu muncul di hari Jumat, tapi saya pikir itu cuma digigit nyamuk aja.

Ruam-ruam merah di wajah, melebar dan merah jelas sekali. Belum terlalu banyak
Dikasihlah puyer berisi paracetamol, prednisone, dan chlorpheniramine, dan sirup amoxsan. Waduh saya surprise juga. Banyak nian obatnya. Itu tadinya saya juga tidak tahu isi puyernya apa saja, tapi saya minta untuk ditulis resepnya. Ketika saya tanya apa benar semua obat-obat itu dibutuhkan dalam kasus anak saya (padahal saya cuma minta parasetamol), dan dijelaskan dengan penuh optimis, saya iyain aja deh. Aduuh saya ga enak berdebat sama bu bidan ini. Beliau udah baiiikkk banget menolong saya sejak hamil anak pertama sampai di waktu-waktu darurat kapanpun dan kenapa pun.


to be continued...

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

© 2011 Everything is Beautiful, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena